Dalam Menjaga Sejarah dan Budaya SMPIT Dauroh gelar Field Trip

image Dalam Menjaga Sejarah dan Budaya SMPIT Dauroh gelar Field Trip

Tangerang (24/10) SMPIT Dauroh melaksanakan Fieldtrip dengan tujuan Museum Bank Indonesia Museum Sejarah Jakarta serta masjid Istiqlal dengan tema "Sejarah dan Budaya adalah Jati diri yang harus di jaga"..

Field trip kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 24 Oktober 2023, di ikuti oleh seluruh peserta didik kelas 7 – 9.

Adapun tujuan edukasi ini adalah anak-anak belajar untuk menjaga, menghormati, mengenal sejarah dan budaya di Indonesia, serta melatih dan menguji kesabaran.

Tujuan pertama kami menuju ke museum bank indonesia, Museum BI menempati gedung BI Kota yang sebelumnya digunakan oleh De Javasche Bank, gedung yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Pemerintah telah menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. Di museum bank indonesia kami di bagi menjadi 2 kelompok , kelompok akhwat menuju museum bank indonesia dan kelompok ikhwan menuju museum fatahillah.

Siswa kelas IX - Kartini, Vania mengaku tertarik dengan koleksi di museum karena berbeda dengan uang yang pernah ditemuinya.
"Saya penasaran uang yang pernah dicetak di Indonesia itu seperti apa. Dan uang yang ada di Indonesia itu beda dengan yang di luar negeri," katanya.

"Jadi saya senang sekali karena ya penasaran juga dengan uang Indonesia. Terutama soal bagaimana mencetak uang, mengklasifikasikannya hingga menyalurkannya ke masyarakat," ujarnya.

Kepala Sekolah SMPI DAUROH, Imam Sucipto mengatakan kunjungan berbalut Studi Literasi dan Budaya ini ingin menambah pengetahuan para siswa soal sejarah perbankan Indonesia.

Imam menambahkan gedung cagar budaya yang dahulu bernama De Javasche Bank itu punya sejarah. Yaitu punya peran penting sebagai bank sentral di zaman kolonial.

"Banyak yang tidak tahu bahwa di Jakarta ada tempat yang berfungsi sebagai bank sentral," katanya.

Selain itu, para siswa diharapkan mampu mengembangkan kompetensi mendeskripsikan suatu tempat lewat studi literasi.

"Tentunya kunjungan ini untuk memberikan pengalaman langsung pada siswa," ujarnya.

Tepat pukul 10.00, kedua kelompok melakukan pergantian tempat kunjungan museum bank indonesia dan fatahilah
Dengan Semangat anak-anak berkeliling sambil mengerjakan LKPD yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar sejarah Museum, diantara tempat yang sangat menarik bagi anak-anak adalah ketika melihat Penjara wanita di Museum Sejarah.

Setelah selesai mengunjungi museum, di lanjutkan kembali kunjungan kami ke masjid istiqlal dengan tujuan anak-anak dapat menanamkam nilai religius dalam kehidupa sehari-hari sekaligus untuk shalat berjamaah.

Di Mesjid Istiqlal para siswa diberikan pengetahuan seputar masjid Istiqlal, yang disampaikan oleh Firman selaku Humas Mesjid Istiqlal.
Firman menuturkan tentang sejarah berdirinya Istiqlal “ Penentuan lokasi Masjid awalnya sempat menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan Bung Hatta yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Bung Karno mengusulkan lokasi di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jendral Van Den Bosch pada tahun 1834 yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral dan Jalan Veteran. Sementara Bung Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu disekitarnya banyak dikelilingi kampung-kampung, selain itu ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.

Namun akhirnya Presiden Soekarno memutuskan untuk membangun di lahan bekas benteng Belanda. Karena di seberangnya telah berdiri gereja Kathedral dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia”.
Firman menambahkan visi dari masjid Istiqlal “Terwujudnya Masjd Istiqlal sebagai Lembaga Pemberdayaan Umat”.